PARADE OGOH-OGOH DAN SENI BUDAYA NUSANTARADALAM RANGKA HARI RAYA NYEPI TAHUN BARU SAKA 1935SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
Sejak
tahun 1980-an, umat mengusung ogoh-ogoh yaitu patung raksasa. Ogoh-ogoh
yang dibiayai dengan uang iuran warga itu kemudian dibakar. Pembakaran
ogoh-ogoh ini meru-pakan lambang nyomia atau menetralisir Bhuta Kala,
yaitu unsur-unsur kekuatan jahat.
Ogoh-ogoh
sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya
Nyepi. Patung yang dibuat dengan bam-bu, kertas, kain dan benda-benda
yang sederhana itu merupakan kreativitas dan spontanitas masyrakat yang
murni sebagai cetusan rasa semarak untuk memeriahkan upacara ngrupuk.
Karena tidak ada hubungannya dengan Hari Raya Nyepi, maka jelaslah
ogoh-ogoh itu tidak mutlak ada
dalam
upacara tersebut. Namun benda itu tetap boleh dibuat sebagai pelengkap
kemeriahan upacara dan bentuknya agar disesuaikan, misalnya berupa
raksasa yang melambangkan Bhuta Kala.
Karena
bukan sarana upacara, ogoh-ogoh itu diarak setelah upacara pokok
selesai serta tidak mengganggu ketertiban dan kea-manan. Selain itu,
ogoh-ogoh itu jangan sampai dibuat dengan memaksakan diri hingga
terkesan melakukan pemborosan. Karya seni itu dibuat agar memiliki
tujuan yang jelas dan pasti, yaitu memeriahkan atau mengagungkan
upacara. Ogoh-ogoh yang dibuat siang malam oleh sejumlah warga banjar
itu harus ditampilkan dengan landasan konsep seni budaya yang tinggi dan
dijiwai agama Hindu.
Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935 dilaksanakan dengan meriah
di pelataran Monumen Nasional, Jakarta pada tanggal 11 Maret 2013.
Acara tersebut bukan hanya diisi oleh pawai ogoh-ogoh dari komunitas
Hindu di Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga diikuti oleh ondel-ondel,
reog ponorogo, marawis, dan barongsai yang turut meramaikan acara Parade
Ogoh-ogoh dan Seni Budaya Nusantara.
Dalam acara ini, taruna-taruni Sekolah Tinggi Perikanan ikut
berpatisipasi dalam pawai ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh yang diusung adalah
ogoh-ogoh dari Pura Wira Dharma Samudra, Cilandak. Ogoh-ogoh ini
bertemakan RAKSASA MINTRA GANA. Menceritakan seorang bayi raksasa yang
mengamuk di lautan, merusak dan membunuh biota lautan. Akhirnya Dewa
Baruna ( Dewa Penguasa Lautan) mengutus tiga orang patih untuk membunuh
bayi raksasa tersebut. Ogoh-ogoh yang dibuat ini terlihat sangat bagus
dan memukau dengan konsep tiga dimensinya. Ketiga patih yang memnbunuh
raksasa terlihat seolah terbang sehingga membuat banyak orang yang
melihat terpukau. Maka dari itu tidak mengherankan jika ogoh-ogoh nomor
undi 3 ini dapat memikat hati juri dan memenangkan juara pertama.
No comments:
Post a Comment