Monday, April 15, 2013

PARADE OGOH-OGOH DAN SENI BUDAYA NUSANTARA DALAM RANGKA HARI RAYA NYEPI TAHUN BARU SAKA 1935 SEKOLAH TINGGI PERIKANAN

PARADE OGOH-OGOH DAN SENI BUDAYA NUSANTARA 
DALAM RANGKA HARI RAYA NYEPI TAHUN BARU SAKA 1935
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN



Sejak tahun 1980-an, umat mengusung ogoh-ogoh yaitu patung raksasa. Ogoh-ogoh yang dibiayai dengan uang iuran warga itu kemudian dibakar. Pembakaran ogoh-ogoh ini meru-pakan lambang nyomia atau menetralisir Bhuta Kala, yaitu unsur-unsur kekuatan jahat.
Ogoh-ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. Patung yang dibuat dengan bam-bu, kertas, kain dan benda-benda yang sederhana itu merupakan kreativitas dan spontanitas masyrakat yang murni sebagai cetusan rasa semarak untuk memeriahkan upacara ngrupuk. Karena tidak ada hubungannya dengan Hari Raya Nyepi, maka jelaslah ogoh-ogoh itu tidak mutlak ada
 dalam upacara tersebut. Namun benda itu tetap boleh dibuat sebagai pelengkap kemeriahan upacara dan bentuknya agar disesuaikan, misalnya berupa raksasa yang melambangkan Bhuta Kala.
Karena bukan sarana upacara, ogoh-ogoh itu diarak setelah upacara pokok selesai serta tidak mengganggu ketertiban dan kea-manan. Selain itu, ogoh-ogoh itu jangan sampai dibuat dengan memaksakan diri hingga terkesan melakukan pemborosan. Karya seni itu dibuat agar memiliki tujuan yang jelas dan pasti, yaitu memeriahkan atau mengagungkan upacara. Ogoh-ogoh yang dibuat siang malam oleh sejumlah warga banjar itu harus ditampilkan dengan landasan konsep seni budaya yang tinggi dan dijiwai agama Hindu.



Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935 dilaksanakan dengan meriah di pelataran Monumen Nasional, Jakarta pada tanggal 11 Maret 2013. Acara tersebut bukan hanya diisi oleh pawai ogoh-ogoh dari  komunitas Hindu di Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga diikuti oleh ondel-ondel, reog ponorogo, marawis, dan barongsai yang turut meramaikan acara Parade Ogoh-ogoh dan Seni Budaya Nusantara.

Dalam acara ini, taruna-taruni Sekolah Tinggi Perikanan ikut berpatisipasi dalam pawai ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh yang diusung adalah ogoh-ogoh dari Pura Wira Dharma Samudra, Cilandak. Ogoh-ogoh ini bertemakan RAKSASA MINTRA GANA. Menceritakan seorang bayi raksasa yang mengamuk di lautan, merusak dan membunuh biota lautan. Akhirnya Dewa Baruna ( Dewa Penguasa Lautan) mengutus tiga orang patih untuk membunuh bayi raksasa tersebut. Ogoh-ogoh yang dibuat ini terlihat sangat bagus dan memukau dengan konsep tiga dimensinya. Ketiga patih yang memnbunuh raksasa terlihat seolah terbang sehingga membuat banyak orang yang melihat terpukau. Maka dari itu tidak mengherankan jika ogoh-ogoh nomor undi 3 ini dapat memikat hati juri dan memenangkan juara pertama. 





No comments:

Post a Comment